Kidung Sunda. Lontar Kidung Sunda. Kidung Sunda adalah sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa Pertengahan berbentuk tembang (syair) dan naskahnya ditemukan di Bali. Dalam kidung ini dikisahkan prabu Hayam Wuruk dari Majapahit yang ingin mencari seorang permaisuri, kemudian dia menginginkan putri Sunda yang dalam cerita ini tidak disebutkan namanya.
Di antara cerita wayang yang menonjol selain Ramayana dan Mahabarata, adalah cerita Panji, cerita Menak, dan juga cerita yang bersumber pada babad. Cerita Panji walaupun sudah ada sejak zaman Demak, baru mulai dikenal luas sejak zaman pemerintahan Paku Buwana IV (1788-1820). Maka tak heran dalam pementasan wayang suket ini banyak masyarakat yang suka menonton. Seperti halnya pertunjukkan wayang kulit, dalam pementasannya wayang suket juga di isi dengan beberapa alat musik yaitu ada alat petik, gamelan, tiup, dan alat musik tradisional lainnya yang khas meletak akan dunia wewayagan. 7. Wayang Gedog Babad Cirebon merupakan karya satra sejarah yang disusun pada pertengahan abad ke-19 di Cirebon. Babad ini menceritakan perkembangan Kesultanan Cirebon sejak awal hingga masa penjajahan Inggris di Pulau Jawa. Sebagian besar ceritanya mengisahkan tokoh Sunan Gunung Jati sebagai penyebar agama Islam di Jawa Barat dan pendiri Kesultanan Cirebon. Ditulis dalam huruf Arab menggunakan bahasa JawaDalam otak saya hanya ada wayang, wayang, dan wayang. Sehingga sekolah saya pun hanya sampai SMP,” ujar Asep seperti dikutip dalam buku Apa Siapa Orang Sunda (2003) yang disunting Ajip Rosidi. Meski demikian, Asep sebenarnya sempat mendapatkan ijazah dari kursus pedalangan yang diselenggarakan oleh Yayasan Pedalangan Jawa Barat pada tahun 1972.
TXJpCN. 222 84 284 108 197 371 13 286 364